Selasa, 17 Maret 2009

RAHASIA ANGKA-ANGKA DALAM AL QURAN.

Kata-kata dalam Al-Qur’an, dengan sejumlah pengulangannya merupakan Mukjizat, jumlah kata-kata dalam Al-Qur’an yang menegaskan kata-kata yang lain ternyata jumlahnya sama dengan jumlah kata-kata Al-Qur’an yang menjadi lawan kata atau kebalikan dari kata-kata tersebut, atau diantara keduanya ada nisbah kontradiktif.

Al-Qur’an tidak hanya terbatas pada ayat-ayat mulianya, makna-maknanya, prinsip-prinsip dan dasar-dasar keadilannya serta pengetahuan-pengetahuan gaibnya saja, melainkan juga termasuk jumlah-jumlah yang ada dalam Al-Qur’an itu sendiri, begitu juga pengulangan kata dan hurufnya, orang-orang yang melakukan ‘ulum’ Al-Qur’an sejak dulu sudah menyadarai adanya fenomena tersebut mempunyai maksud dan tujuan tertentu.

Para peneliti terdahulu sudah mencatat, bahwa surat-surat yang dibuka dengan huruf-huruf ‘muqaththa’ah’ berjumlah 29 surat, sementara jumlah huruf ‘hijaiyah’ Arab ditambah dengan huruf “Hamzah” juga berjumlah 29 huruf hal ini dengan sudut pandang bahwa Al-Qur’an diturunkan dalam bahasa Arab.

DR. Abdul Razaq Naufal dalam bukunya berjudul ‘ Al’Ijaz Al’Adadiy Fi Al-Qur’an Al Karim” beliau menulis beberapa tema-tema tersebut terjadi keharmonisan diantara jumlah kata-kata Al-Qur’an dan berikut ini adalah sejumlah perhitungan yang benar-benar merupakan Mukjizat, dari jumlah kata dalam Al-Qur’an sebanyak 51.900, Jumlah Juz 30, Jumlah Surat 112, keanehan yang ada diantaranya sbb :

  • Kata ‘Iblis” ( La’nat ALLAH ‘alaihi ) dalam Al-Qur’an disebutkan sebanyak 11 kali, sementara “Isti’adzah” juga disebutkan 11 kali, Kata “ma’siyah” dan derivatnya disebutkan sebanyak 75 kali, sementara kata “Syukr” dan derivatnya juga disebutkan sebanyak 75 kali.
  • Kata “al-dunya” disebutkan sebanyak 115 kali, begitu juga kata “al-akhirah” sebanyak 115 kali.
  • Kata “Al-israf” disebutkan 23 kali, kata kebalikannya “al-sur’ah” sebanyak 23 kali.
  • Kata “Malaikat” disebutkan 88 kali, kata kebalikannya ‘Al-syayathin” juga 88 kali.
  • Kata “Al-sulthan disebutkan 37 kali, kata kebalikannya “Al-nifaq” juga 37 kali.
  • Kata “Al-harb”(panas) sebanyak 4 kali, kebalikannya “ Al-harb” juga 4 kali.
  • Kata “ Al-harb (perang) sebanyak 6 kali, kebalikannya “Al-husra” (tawanan) 6 kali.
  • Kata “Al-hayat” (hidup” sebanyak 145 kali, kebalikannya “Al-maut” (mati) 145 kali.
  • Kata “Qalu” (mereka mengatakan) sebanyak 332 kali, kebalikannya “Qul” ( katakanlah) sebanyak 332 kali.
  • Kata “Al-sayyiat” yang menjadi kebalikan kata “Al-shahihat” masing-masing 180 kali.
  • Kata “Al-rahbah” yang menjadi kebalikan kata “Al-ragbah” masing-masing 8 kali.
  • Kata “Al-naf’u” yang menjadi kebalikan kata “Al-fasad” masing-masing 50 kali.
  • Kata “Al-nas” yang menjadi kebalikan kata “Al-rusul” masing-masing 368 kali.
  • Kata “Al-asbath” yang menjadi kebalikan kata “Al-awariyun” masing-masing 5 kali
  • Kata “Al-jahr” yang menjadi kebalikan kata “Al-alaniyyah” masing-masing 16 kali
  • Kata “Al-jaza” 117 kali ( sama dg kebalikannya),
  • Kata “Al-magfiroh” 234 kali ( sama dengan kebalikannya),
  • Kata “Ad-dhalala” ( kesesatan) 191 kali ( sama dengan kebalikannya),
  • Kata “Al-ayat” 2 kali “Ad-dhalala” yaitu 282 kali. Dan masih banyak lagi yang tidak dapat disebutkan satu persatu disini.
  • Kata “Yaum” (hari) dalam bentuk tunggal disebutkan sebanyak 365 kali, sebanyak jumlah hari pada tahun Syamsyiyyah.
  • Kata “Syahr” ( bulan) sebanyak 12 kali, sama dg jumlah Bulan dalam satu Tahun.
  • Kata “Yaum” (hari) dalam bentuk plural (jamak) sebanyak 30 kali, sama dengan jumlah hari dalam satu Bulan.
  • Kata “Sab’u” (minggu) disebutkan 7 kali, sama dengan jumlah hari dalam satu minggu.
  • Jumlah “ saah” (jam) yang didahului dengan ‘harf’ sebanyak 24 kali, sama dengan jumlah jam dalam satu hari.
  • Kata “Sujud” disebutkan 34 kali, sama dengan jumlah raka’at dalam solat 5 waktu
  • Kata “Shalawat” disebutkan 5 kali, sama dengan jumlah solat wajib sehari semalam.
  • Kata “Aqimu” yang diikuti kata “Shalat” sebanyak 17 kali, sama dengan jumlah Raka’at Sholat fardhu/ wajib.

Minggu, 08 Maret 2009

peluang usaha

Belajar Beternak di Kampung Bebek

SRAGEN - Bebek ternyata bisa menjadi mesin uang. Tak percaya? Coba tengok dukuh Nusupan Wetan Rt 15 Rw 5 Desa Celep kecamatan Kedawung Kabupaten Sragen. Sebagian besar warganya memilih beternak bebek. Maka tak heran kalau kampung yang dihuni 23 kepala keluarga tersebut memilih beternak bebek sebagai mata pencahariannya sehingga dikenal dengan sebutan “Kampung Bebek”. Penghasilan beternak bebek juga sangat menjanjikan, setiap KK dapat mencapai Rp 9 Juta perbulan. Itu pun hanya dari menjual telurnya saja.

Bisnis budidaya bebek kini menjadi pilihan ketimbang memelihara unggas lain, selain keuntungannya menggiurkan , bebek termasuk unggas yang tahan dari serangan penyakit seperti flu burung. Bisnis budidaya bebek memiliki prospek yang cukup menjanjikan. Apalagi jika budidaya dilakukan secara intensif dalam arti tidak dilakukan sebagai kegiatan sambilan.

Apalagi sekarang permintaan pasar tidak hanya telur bebek, tetapi juga bebek potong semakin meningkat. Daging bebek memiliki kekenyalan dan aroma yang khas. Buktinya di mana-mana sedang merebak restoran dan warung makan yang menawarkan sajian bebek dengan aneka pilihan menu.

Bebek di Indonesia awalnya berasal dari Jawa. Sementara di Inggris dikenal dengan nama Indian Runner (Anas Javanico). Berbagai jenis lokal dikenal penamaannya berdasarkan tempat pengembangannya, wilayah asal dan sifat morfologis.

Umumnya peternakan bebek ditujukan untuk bebek petelur. Namun peluang bebek pedaging juga bisa diambil dari bebek jantan atau bebek betina yang sudah habis masa produksinya, biasanya yang sudah berumur diatas 1 tahun. Selain itu pebisnis juga bisa mengambil bagian pembibitan ternak bebek sebagai fokus usaha.

Namun sebelum seorang peternak memulai usahanya harus menyiapkan diri dengan pemahaman tentang perkandangan, bibit unggul, pakan ternak, pengelolaan dan pemasaran hasil. Misalnya bagaimana pemeliharaan anak bebek (5-8 minggu), pemeliharaan bebek n dara (umur 8-20 minggu keatas) dan pemeliharaan bebek petelur (umur 20 minggu keatas).

Sedangkan pengembangan dan pemeliharaan bebek potong agar tercapai efisiensi pemanfaatannya dapat menggunakan bebek yang telah lewat masa produksinya maupun bebek jantan. Hal ini dimaksudkan karena bebek jantan mempunyai berbagai keunggulan dan keuntungan kalau ditinjau dari segi ekonomisnya. Sementara harga bibit bebek jantan lebih murah jika dibandingkan bebek betina, karena masyarakat hanya mengenal dan memetik keuntungan dari bebek betina.


Pemeliharaannya tidak membutuhkan waktu yang lama, dimana hasil sudah bisa dipetik dalam waktu 2-3 bulan. Hal tersebut karena pertumbuhan dan perkembangan tubuhnya relatif lebih baik daripada bebek betina. Berat badan sampai saat dipotong tidak kurang dari 1,5 kg. Dengan memanfaatkan bebek jantan, dalam waktu yang relatif singkat sudah dapat dicapai berat yang lebih dibutuhkan. Pemotongan pada umur yang relatif muda, menghasilkan daging yang lebih empuk, lebih gurih dan nilai gizinya lebih tinggi.

Sentra peternakan bebek di Nusupan ini sudah dikenal lama. Awalnya tentu dengan teknologi yang sangat sederhana dan bersifat sambilan. Biasanya bebek digembalakan di persawahan dan sungai. Hasilnya pun selain dikonsumsi sendiri juga dijual untuk menambah pendapatan untuk menutup kebutuhan rumahtangga sehari-hari. Saat ini telah berkembang pesat.

“Almarhum Mbah Suto yang mengenalkannya beternak bebek disini sekitar tahun 1970.karena profesinya beternak bebek, ia terkenal dengan sebutan Suto Bebek. Awalnya tetangga yang berdekatan dengan kandangnya merasa terganggu dengan baunya, Tapi lama-lama malah ikut-ikutan menekuni ternak bebek. Hal itu menular ke warga sekitarnya,” ungkap Lurah Celep Suharno.

“Hingga tahun 2000 telah ada 23 KK peternak bebek dengan populasi sekitar 15 ribu ekor bebek. Mereka terhimpun dalam kelompok peternak bebek “Rejeki Agung”. karena populasi bebek disini sangat besar, tentunya harus ada penanganan khusus, agar keberadaan bebek tersebut tidak mengganggu lingkungan dan kesehatan. Maka atas inisiatif bersama dicanangkan satu kawasan, dan dibuat drainase saluran pembuangan yang langsung ke sungai sehingga bau kotoran bisa diminimalisir. Kebetulan lokasi kampung ini miring kearah sungai, sehingga memudahkan pembuangan kotoran,” tambahnya.

Sementara Bayan Celep Suwondo mengatakan, berdasarkan penilaian para konsumen, telur bebek dari Nusupan, kualitasnya lebih baik. Hal itu karena tehnik pemeliharaan bebek yang baik serta kondisi alam disini yang mendukung.

Pembelinya beragam sebagian besar dari luar kota seperti Surakarta, Boyolali dan Sukoharjo. Gaung desa Nusupan sebagai Sentra bebek ternyata telah terdengar pemerintah pusat, sehingga memberikan bantuan rumah permanen,dilengkapi mesin penggiling dan pencampur pakan.

“Bebek sangat cocok digembalakan di daerah yang memiliki sungai-sungai kecil. Bebek yang digembalakan cenderung lebih produktif. Masa produktif itik yang ideal adalah 1 tahun. Produksi telur rata-rata 200-300 butir per tahun dengan berat rata-rata 70 gram,” jelas Agus salah satu peternak bebek di Dukuh Nusupan.

“Biasanya kandang bebek dibuat sederhana, dengan dinding bambu dan atap genteng atau alang-alang. Kandang bebek disekat menjadi dua bagian. Satu bagian untuk tempat makan dan bagian lainnya untuk tempat bertelur. Kandang bebek harus dibersihkan setiap harinya. Kebersihan dan kenyamanan bebek akan sangat berpengaruh pada produktifitasnya. Akan lebih baik apabila pakannya dari gilingan kerang dan jagung,” tambah Agus

Agus menjelaskan peternak harus memilih apakah akan fokus menjual telur atau bibit. Apabila telur, perbandingannya bebek betina 100 bebek jantan cukup satu (100:1). Tapi apabila beternak untuk dijadikan bibit maka perbandingannya bebek jantan 90 bebek betina 10 (9:1).

Agus mengungkapkan, untuk memilih telur yang baik untuk ditetaskan pilih yang berwarna biru cerah, bentuknya tidak terlalu bulat maupun lonjong, dibawah sorotan cahaya terlihat ada ruang udara berwarna hitam didalam telur. Untuk menetaskannya secara konvensional bisa dengan dierami lewat bantuan ayam, karena sifat bebek tidak mau mengerami telurnya. Ada juga cara di oven dengan suhu stabil sesuai panas saat dierami sekitar 38-30 derajat celcius.

Di peternakannya Agus menerapkan pola pakan untuk bebek berumur 0-15 hari diberi pakan BR1, setelah itu sampai umur 35 hari pakan katul dan aking. Selanjutnya dilepas ke lading untuk mencari pakan sendiri hingga siap bertelur sekitar 5 bulan. Untuk minumnya satu gallon dicampur satu sendok vitachip. “Biasanya waktu dilepas ke lading dua kali. Pagi pukul 06.00-08.00 WIB dan siang pukul 14.30-17.00 WIb,” jelas Agus.

Saat ini harga Telur mentah konsumsi = Rp. 970,- Harga telur tetas = Rp 1300,- . Harga DOD/Meri Jantan = Rp.2600,- Harga DOD/Meri Betina= Rp 4700,- Harga Itik Bayah / Siap Bertelur Betina 41.000,- per ekor dan jantan Rp 40.000. Sedangkan bebek yang sudah tidak berproduksi/ upkir Rp 27.000.(Wid - Humas)

Selasa, 03 Maret 2009

temen baru


Hari ini ......dari kemaren salju turun banyak banget.
sampai suhu yang bisanya udah agak hangat jadi membeku lagi..
mungkin salju terakhir kalinya yang turun di th ini
tapi nggak tahu lah ..
sepulang kerja yang membosankan karena capek.. aku nggak langsung tidur, kucoba iseng2 buka laptopku ku buka YM ku .
eehhhh ternyata ada seorang nyamperin aku dengan cerita yang semula wajar2 aja, cerita ttg dia dmn eh ternyata dia nya di german dan udah merit dgn orang german..
udah sekitar 6 thnan.. dann ternyata dia aslinya cuma tetangga
maseh satu daerah..
Aku seneng punya temen baru.
dan semoga bisa lama bertahan persahabatan ini meskipun cuma di dunia maya..


putri.....